KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke
Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam
makalah ini, kami
membahas mengenai STRATIFIKASI SOSIAL.
Dalam
kehidupan ini, manusia sangat tidak mungkin untuk hidup tanpa adanya pengaruh
dari manusia lain. Itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial yang
saling bergantung satu sama lain. Dalam kehidupan sosial manusia terdapat
banyak perbedaan, salahsatunya adalah perbedaan tingkatan dalam kelas-kelas
lapisan penduduk atau masyarakat, dan inilah yang dimaksud dengan stratifikasi
sosial atau disebut juga sebagai lapisan masyarakat dalam ilmu sosiologi.
Selanjutnya mengenai beberapa hal dalam stratifikasi sosial dapat kita pelajari
dalam pembahasan makalah ini.
Semoga penyusunan makalah ini dapat membantu pembaca
dan sedikit menambah pengetahuan kita semua. Sekalipun kami menyadari dalam penyusuanan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun referensinya. Olehnya itu, kritik dan saran akan sangat
membantu dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………..
BAB I :
PENDAHULUAN…………………………………………………………
A.
LATAR BELAKANG…………………………………………………..
B.
RUMUSAN MASALAH……………………………………………….
C. TUJUAN
PENULISAN………………………………………………...
BAB II :
PEMBAHASAN………………………………………………………….
A.
PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL……………………………..
B.
ISTEM STRATIFIKASI SOSIAL………………………………….......
C.
DASAR STRATIFIKASI SOSIAL……………………………………..
D. UNSUR-UNSUR
STRATIFIKASI SOSIAL…………………………...
BAB III : PENUTUP………………………………………………………………
A.
KESIMPULAN………………………………...……………………….
B. SARAN..……………………….………….…………………………….
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam suatu kajian dalam sosiologi ada
beberapa yang harus disoroti sebagai ilmu, guna menegetahui bagaimana tingkat
perkembangan manusia, mulai dari kelahiran samapai dia bersosialisasi dalam
masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan fokus kajian sosiologi
yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi dari masa kemasa.
Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani oleh seseorang
dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat dia
hidup, dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak sekali sub kajian dan
istilah dalam sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan
lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi sosial.
Stratifikasi merupakan karakteristik
universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat
diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat terdapat pembagian dan
pembedaan atas berbagai peranan-peranan dan fungsi-fungsi berdasarkan pembedaan
perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Untuk lebih detailnya, pemakalah
akan memaparkan beberapa definisi maupun system, dampak dan lain sebagainya
yang menguak apa yang ada dalam stratifikasi sosial.
B. Rumusan masalah:
1. Apa yang
dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2. Bagaimana
system stratifikasi sosial?
3. Apa saja
dasar stratifikasi sosial?
4. Apa
dampak stratifikasi sosial?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi stratifikasi social
2.
Untuk mengetahui system dalam stratifikasi social
3.
Untuk mengetahui dasar dalam stratifikasi social
4.
Untuk mengetahui dampak adanya stratifikasi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum”
(tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial
menurut para ahli: [1]
a.
Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
b.
Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki
menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c.
Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan
di atas kategori dari hak-hak yang berbeda
d.
Drs. Robert. M.Z. Lawang
Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
B.
Sistem
Stratifikasi social
Sistem stratifikasi sosial dalam
masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup.
Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat
berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu.
Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat
menjadi tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan
agamanya. Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang
dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik
dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat
mencapai status presiden. Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem
stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan
untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga
justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya
sendiri.
Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya
terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha
memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka
lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang
tinggi. Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan
kemungkinan untuk pindah ke status satu ke status lainnya dalam
masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada
status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau
keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang
mengabungkan kasta seperti di india misalnya:[2]
a)
Keanggotaan pada kasta diperoleh karena
warisan/kelahiran. Anak yang lahir memperolah kedudukan orang tuanya
b)
Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku
seumur hidup, oleh karena seseorang tak mungkin mengubah kedudukannya,
kecuali bila ia dikeluarkan dari kastanya.
c)
Perkawinan bersifat endogam, artinya
harus dipilih dari orang yang kekasta.
d)
Hubungan dengan kelompok-kelompok
sosial lainnya bersifat terbatas.
e)
Kesadaran pada keanggotaan suatu
kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada
kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta dan lain
sebagainya.
f)
Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan
yang secara tradisional telah ditetapkan.
Ada juga yang namanya Stratifikasi
campuran. Stratifikasi campuran, diartikan sebagai sistem stratifikasi yang
membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan
untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden
yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun karena sesuatu hal ia
pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya memiliki
kedudukan rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok
masyarakat di Jakarta.
Dengan demikian, stratifikasi
terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun
campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi
kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi
terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas
dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu
seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba
berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.[3]
C. Dasar stratifikasi
sosial
Diantara lapisan atasan dengan yang
terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan
atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh
masyarakat. Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif.
Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah,
kekuasaan dan juga mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai
untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan
adalah sebagai berikut:[4]
1.
Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan
teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang
bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan
pakaian yang dipakainya., kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan
seterusnya.
2.
Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang
mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atasan.
3.
Ukuran Kehormatan
Ukuran kehoramatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan
dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang
teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat
tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah
berjasa.
4.
Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang
menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan
mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah
tentu hak yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar,
walaupun tidak halal.
Dapat saya simpulkan bahwa dalam dimensi stratifikasi sosial ada empat yang
mendorong seseorang untuk disegani maupun dihormati dalam konteks stratifikasi
sosial. Yang pertama adalah kekayaan. Dengan adanya suatu kekayaan, orang akan
membeli apa saja yang dia mau. Yang kedua adalah kekuasaan. Kekuasaan akan
digunakan sebagai penundukan seseorang yang berada dibawahnya. Yang ketiga
adalah kehormatan, dimana seseorang akan disegani oleh masyarakat jika ia
adalah tokoh utama dan yang di sepuhkan di masyarakat itu. Yang keempat adalah
ilmu pengetahuan, jika seseorang pendidikannya tinggi dan dia sudah mendapatkan
gelar doktor maupun magister, secara tidak langsung akan ada rasa sistem kelas
terhadap seseorang yang tidak pernah sama sekali menduduki bangku sekolah.
D. Unsur unsur stratifikasi social
Hal yang
mewujudkan unsure dalam lapisan masyarakat ialah:
a)
Kedudukan (status)
Kadang-kadang dibedakan antara
pengertian kedudukan (status), dengan kdudukan sosial (sosial status). Kedudukan
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.
Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara abstrak, kedudukan berarti
tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang
dikatakan mempunyai beberapan kedudukan, oleh karena seseorang biasanya ikut
serta dalam sebafgai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya
sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.
b)
Peranan (role)
Peranan (role) merupakan aspek
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.
Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung
pada yang lain dan sebaliknya.
Peranan yang melekat pada diri
seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam kemasyarakatan. Posisi seseorang
dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan
unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.
Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu
proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu :
·
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi satu tempat seseorang dalam masyarakat.
·
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
·
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat.[5]
E. Dampak Stratifikasi Sosial
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada
pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa
menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya
adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat
seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada
masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian
berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka
kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang
yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat
Batak, di mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama membuka tanah,
dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi.[5]
Dapat saya uraikan bahwa dampak
adanya suatu stratifikasi akan mengakibatkan adanya hukum rimba. Siapa yang
kuat, dialah yang menang. Kelas yang tergolong atas akan memegang peranan kelas
bawah yang notabenya harus disamakan, karena sesama makhluk tuhan. Secara
teoritis memang semua masyarakat dianggap sederajat, akan tetapi pembedaan
tersebut merupakan gejala universal yang merupakan sistem sosial dalam
masyarakat. Maka dari itu, meski ada stratifikasi sosial seseorang atau
masyarakat harus memegang konsep keadilan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah saya
paparkan diatas, maka dapat saya simpulkan bahwa Stratifikasi sosial merupakan
pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah
ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege dan
prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi
tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika
sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan
sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa
naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan
stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam
kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia
tinggal.
Dalam dimansi stratifikasi sosial
ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu kekayaan, kekuasaan, ehormatan, ilmu
pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum rimba, dimana yang
tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas bawah.
Didalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu: metode
obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah
pada kedudukan dalam masyarakat sedangkan metode reputasi mengarah kepada
penyesuaian seseorang dalam bermasyarakat.
B. Saran
Mempelajari dan
mengetahui berbagai macam ilmu mengenai lapisan masyarakat tentu akan sangat
berguna dan membantu kita dalam mengkaji setiap lapisan atau tingkatan dalam
masyarakat. Karena itulah, kami berharap pembaca tidak pernah puas terhadap apa
yang kami sajikan dalam makalah ini, dan dapat mengkaji lebih jauh mengenai
lapisan masyarakat atau stratifikasi sosial.
DAFTAR PUSTAKA
·
Abdulsyani, Sosiologi
Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta : IKAPI,1994).
·
Soekanto
Soerjono, Pengantar Sosiologi, Cetakan
Keempat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990).
·
barelang
straifikasi
sosial https://likulros.blogspot.co.id/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html diakses tanggal 9 november 2017 pukul 19:19
[1] Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi
Aksara, (Jakarta : IKAPI, 1994), hlm. 83.
[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi Ke Empat 1990, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 262-263.
[3]barelang https://likulros.blogspot.co.id/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html diakses
tanggal 9 noveber 2017 pukul 19:19
[4] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi Ke Empat 1990, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 262-263.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar