Minggu, 17 Desember 2017

makalah stratifikasi sosial (SOSIOLOGI)





KATA PENGANTAR

               
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT  karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai STRATIFIKASI SOSIAL.
Dalam kehidupan ini, manusia sangat tidak mungkin untuk hidup tanpa adanya pengaruh dari manusia lain. Itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain. Dalam kehidupan sosial manusia terdapat banyak perbedaan, salahsatunya adalah perbedaan tingkatan dalam kelas-kelas lapisan penduduk atau masyarakat, dan inilah yang dimaksud dengan stratifikasi sosial atau disebut juga sebagai lapisan masyarakat dalam ilmu sosiologi. Selanjutnya mengenai beberapa hal dalam stratifikasi sosial dapat kita pelajari dalam pembahasan makalah ini.
Semoga penyusunan makalah ini dapat membantu pembaca dan sedikit menambah pengetahuan kita semua. Sekalipun kami menyadari dalam penyusuanan makalah ini, masih jauh dari  kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun referensinya. Olehnya itu, kritik dan saran akan sangat membantu dalam penyusunan makalah selanjutnya.


Penyusun.




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………
A.    LATAR BELAKANG…………………………………………………..
B.     RUMUSAN MASALAH……………………………………………….
C.     TUJUAN PENULISAN………………………………………………...
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………….
A.    PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL……………………………..
B.     ISTEM STRATIFIKASI SOSIAL………………………………….......
C.     DASAR STRATIFIKASI SOSIAL……………………………………..
D.    UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL…………………………...
BAB III  : PENUTUP………………………………………………………………
A.    KESIMPULAN………………………………...……………………….
B.     SARAN..……………………….………….…………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….












BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu kajian dalam sosiologi ada beberapa yang harus disoroti sebagai ilmu, guna menegetahui bagaimana tingkat perkembangan manusia, mulai dari kelahiran samapai dia bersosialisasi dalam masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan fokus kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi dari masa kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani oleh seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat dia hidup, dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak sekali sub kajian dan istilah dalam sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi sosial.
Stratifikasi merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat terdapat pembagian dan pembedaan atas berbagai peranan-peranan dan fungsi-fungsi berdasarkan pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Untuk lebih detailnya, pemakalah akan memaparkan beberapa definisi maupun system, dampak dan lain sebagainya yang menguak apa yang ada dalam stratifikasi sosial.

B.  Rumusan masalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2.      Bagaimana system stratifikasi sosial?
3.      Apa saja dasar stratifikasi sosial? 
4.       Apa dampak stratifikasi sosial?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi stratifikasi social
2.      Untuk mengetahui system dalam stratifikasi social
3.      Untuk mengetahui dasar dalam stratifikasi social
4.      Untuk mengetahui dampak adanya stratifikasi sosial



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli: [1]
a.       Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
b.      Max Weber
       Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c.       Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori    dari hak-hak yang berbeda
d.      Drs. Robert. M.Z. Lawang
Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

B.     Sistem Stratifikasi social

Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya. Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status presiden. Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri.
Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke status satu ke status lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan kasta seperti di india misalnya:[2]
a)      Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan/kelahiran. Anak yang lahir memperolah kedudukan orang tuanya
b)      Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karena seseorang tak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila ia dikeluarkan dari kastanya.
c)      Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta.
d)     Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
e)       Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta dan lain sebagainya.
f)       Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
g)       Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Ada juga yang namanya Stratifikasi campuran. Stratifikasi campuran, diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun karena sesuatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya memiliki kedudukan rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Dengan demikian, stratifikasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.[3]

C.    Dasar stratifikasi sosial

Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan juga mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:[4]
1.      Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya., kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
2.      Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atasan.
3.      Ukuran Kehormatan
Ukuran kehoramatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
4.      Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walaupun tidak halal.

            Dapat saya simpulkan bahwa dalam dimensi stratifikasi sosial ada empat yang mendorong seseorang untuk disegani maupun dihormati dalam konteks stratifikasi sosial. Yang pertama adalah kekayaan. Dengan adanya suatu kekayaan, orang akan membeli apa saja yang dia mau. Yang kedua adalah kekuasaan. Kekuasaan akan digunakan sebagai penundukan seseorang yang berada dibawahnya. Yang ketiga adalah kehormatan, dimana seseorang akan disegani oleh masyarakat jika ia adalah tokoh utama dan yang di sepuhkan di masyarakat itu. Yang keempat adalah ilmu pengetahuan, jika seseorang pendidikannya tinggi dan dia sudah mendapatkan gelar doktor maupun magister, secara tidak langsung akan ada rasa sistem kelas terhadap seseorang yang tidak pernah sama sekali menduduki bangku sekolah.

D.    Unsur unsur stratifikasi social

Hal yang mewujudkan unsure dalam lapisan masyarakat ialah:
a)      Kedudukan (status)
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dengan kdudukan sosial (sosial status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapan kedudukan, oleh karena seseorang biasanya ikut serta dalam sebafgai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.

b)      Peranan (role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu :
·      Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi satu tempat seseorang dalam masyarakat.
·      Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
·      Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.[5]

E.     Dampak Stratifikasi Sosial
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama  membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi.[5]
Dapat saya uraikan bahwa dampak adanya suatu stratifikasi akan mengakibatkan adanya hukum rimba. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Kelas yang tergolong atas akan memegang peranan kelas bawah yang notabenya harus disamakan, karena sesama makhluk tuhan. Secara teoritis memang semua masyarakat dianggap sederajat, akan tetapi pembedaan tersebut merupakan gejala universal yang merupakan sistem sosial dalam masyarakat. Maka dari itu, meski ada stratifikasi sosial seseorang atau masyarakat harus memegang konsep keadilan




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah saya paparkan diatas, maka dapat saya simpulkan bahwa Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
Dalam dimansi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu kekayaan, kekuasaan, ehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas bawah. Didalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu: metode obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah pada kedudukan dalam masyarakat sedangkan metode reputasi mengarah kepada penyesuaian seseorang dalam bermasyarakat.

B.     Saran
Mempelajari dan mengetahui berbagai macam ilmu mengenai lapisan masyarakat tentu akan sangat berguna dan membantu kita dalam mengkaji setiap lapisan atau tingkatan dalam masyarakat. Karena itulah, kami berharap pembaca tidak pernah puas terhadap apa yang kami sajikan dalam makalah ini, dan dapat mengkaji lebih jauh mengenai lapisan masyarakat atau stratifikasi sosial.






DAFTAR PUSTAKA

·         Abdulsyani,  Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta : IKAPI,1994).
·         Soekanto Soerjono, Pengantar Sosiologi, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990).
·         barelang straifikasi sosial https://likulros.blogspot.co.id/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html diakses tanggal 9 november 2017 pukul 19:19



[1] Abdulsyani,  Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta : IKAPI, 1994), hlm. 83.
[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi Ke Empat 1990, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 262-263.
[3]barelang  https://likulros.blogspot.co.id/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html diakses tanggal 9 noveber 2017 pukul 19:19
[4] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi Ke Empat 1990, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 262-263.
[5] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi "Mata yang Tertutup"

“Mata yang Tertutup” Wahai sang pemilik mata, tidak bisakah engkau menggunakannya? apakah dunia ini hanya untuk mu bersenang-senang...